Senin, 04 Februari 2008

Roh Perbudakan

Tahun ini adalah permulaan yang baru, sehingga penting bagi kita untuk meninggalkan apa yang lama dan menyambut yang baru. Angka 8 menunjukkan sebuah permulaan, di dalam alkitab Yesus disunat pada usia 8. Sehingga sekarang ini biarkanlah TUhan menyunat hidup kita. Biarkan Tuhan menyunat keuangan kita yang tidak penting, waktu kita untuk play station. Menyunat segala sesuatu yang tidak penting bagi pertumbuhan kehidupan roh kita. Sunat berarti memotong sesuatu yang tidak penting, demi pertambahan produktivitas. Berikanlah hidup anda pada Tuhan untuk dibersihkan dan memasuki tahap yang baru.

Tahun, musim dan hari yang baru. Daud adalah anak ke 8, yakni raja yang paling dicintai di Israel. Tahun ini adalah waktunya ‘raja’ (kingtime). Maksudnya adalah waktunya kingdom untuk datang. Ini waktunya untuk memperlebar kerajaan sorga di bumi.
Ada beberapa hal yang menghambat kita memasuki musim dan tahap yang baru ini. Allah sangat suka hal yang baru, karena kasih setia Tuhan selalu baru untuk kita. Allah suka mengerjakan hal-hal yang baru.

Sekarang pertama-tama kita akan melihat rancangan Allah dalam hidup kita:

1. New relationship with God
Bangsa Israel menyembah dewa mesir saat tinggal di sana, dan ketika darah anak domba, yakni Yesus dicurahkan membuat bangsa Israel terlepas dari sifat mesir dan beralih ke bentuk hubungan yang baru dengan Tuhan. Hubungan yang baru berarti prioritas yang baru, dengan hubungan yang baru berarti otoritas yang baru, otoritas yang baru berarti tugas yang baru.

2. New maturity in character (Rom 8:28-29)
Perubahan karakter merupakan tujuan dari semua proses dalam Tuhan. Sehingga hidup kita menjadi sama seperti Yesus. Ini adalah tujuan tertinggi dari kehidupan kita. Selalu ada perubahan karakter.
Proses ini terjadi di dalam komunitas dan keluarga tempat kita berada. Di dalam hubungan terdapat pendidikan karakter. Hubungan adalah sekolah karakter. Perubahan hubungan membawa pada perubahan karakter.

3. New Landscape to possess
Bangsa Israel masuk ke dalam tanah Kanaan. Tanah perjanjian adalah sebuah wilayah yang harus direbut dan diduduki. Sehingga hidup dalam tanah perjanjian membutuhkan syarat-syarat yang harus kita penuhi. Keselamatan memang kita dapat dengan gratis dari Yesus, tanpa syarat. Tapi untuk menduduki tanah perjanjian membutuhkan kematangan karakter. Beberapa di antara kita punya tanah perjanjian dalam berbagai bidang kehidupan. Bagi mahasiswa kuliah adalah tanah perjanjiannya, bagi pebisnis dunia bisnis adalah tanah perjanjiannya. Maka kerjakanlah karaktermu di dalam Tuhan supaya bisa merebut tanah perjanjian.

4. New Assignment (Yes 49:6)
Visimu terlalu kecil hanya untuk menegakkan suku Yakub. Terlalu kecil bagi kita untuk memberkati suku Yakub. DIa ingin kita memperluas dan memperbesar visi kita. Memiliki visi yang mendunia. Seperti perkataan Yesus “jadilah terang dan garam dunia.”

Chris John “pertama-tama saya ingin mengucapkan syukur bagi Yesus Kristus…” Jutaan orang di seluruh melihat CJ menang dan mendengar kemuliaan nama Yesus. DIa mengucapkan nama Yesus. Seperti inilah yang saya maksudkan dengan memiliki tugas yang baru. Anda bisa menjadi apapun yang anda mau seperti yang telah Tuhan tentukan. Menjadi fisikawan yang mencetak sejarah dengan penemuan baru. Pemusik yang mencetak platinum.

Ada beberapa hal yang menghalangi dan menghambat kita untuk hidup dalam rancanganNya Allah ini. Terdapat roh perbudakan. Roh inilah yang ada dalam diri orang Israel yang menghambat mereka masuk ke tanah perjanjian. Roh ini menghambat kuasa Allah untuk membangkitkan potensi kita mewarisi tanah perjanjian. Roh perbudakan ini memiliki sepuluh ciri. Diantaranya:

1. Focus on need – focus pada kebutuhan
Anda dating pada Tuhan hanya karena kebutuhan. Datang ke gereja karena menginginkan sesuatu. Kita seharusnya masuk ke dalam komunitas bukan karena kita perlu sesuatu, tetapi karena kita mencintai sesame kita, dan ingin memberikan kasih kepada mereka.
Kita harus membangun hubungan berdasarkan cinta, bukan karena kita menginginkan sesuatu dari hubungan itu. Jangan datang hanya karena kita menginginkan makanan. Itu mental budak.

Seorang suami datang pada istrinya, hanya karena dia butuh makan, seks dan kebutuhan lainnya.

Seperti itu juga kita datang pada Tuhan, berdoa padaNya karena kita butuh sesuatu. Padahal, Tuhan disenangkan bila kita dating padaNya karena kita mengasihi DIa. Bukan berdasarkan apa yang Dia berikan untuk kebutuhan pribadi kita.
Pastikan motivasi kita benar dalam membangun hubungan dengan Tuhan dan gerejaNya. Masuk ke dalam sebuah hubungan yang membutuhkan karakter yang dewasa.

2. Selfish - Egois
Bagi seorang budak untuk bisa bertahan akan melakukan segala sesuatu. Sangat egois, berpusat pada diri sendiri adalah ciri dari seorang budak. DIrinyalah yang menjadi fokusnya.

Bila kita masih memiliki mental seperti ini, sebuah hubungan tidak akan berjalan dengan benar. ‘Aku’ kita harus dipakukan. Yohanes mengatakan bahwa aku harus decrease, sehingga Yesus bisa semakin besar di dalam aku. Yesus tidak akan bisa bila ‘aku’ kita masih besar.

3. Fear based relationship (Roma 8:15)
Membangun hubungan dengan TUhan dengan pemahaman bahwa kalau kita tidak berdoa maka TUhan tidak akan memberkati kita. Bila kita tidak membaca firman maka Tuhan tidak akan mengasihi kita.

Belajar untuk memberi dan memberkati. Mahasiswa harus belajar menyisihkan uangnya untuk perpuluhan. Karena bagaimana Tuhan akan mempercayakan hal yang besar, bila dalam hal yang kecil saja kita tidak setia.

Sebuah hubungan tidak akan bertahan lama bila dibangun di dalam ketakutan. Kita tidak akan bisa berdoa dengan benar, bila kita melakukannya karena takut akan dikutuk TUhan. Sementara, Tuhan menunggu kita dating padaNya karena kasih dan kerinduan kita akan DIa.

Roma 8:14-15 “Semua orang yang dipimpin Allah adalah anak Allah.”

Takut akan masa depan, takut gagal, takut ditolak, takut kecewa, takut dan takut seperti ini adalah tanda perbudakan. Ketakutan adalah roh yang tidak berasal dari Tuhan. BIla hidupmu dikendalikan oleh ketakutan sudah saatnya anda dilepaskan darinya. Seorang anak seharusnya tidak memiliki roh ketakutan seperti ini. Saatnya kita dibebaskan dengan memasuki sebuah bentuk hubungan yang baru, yakni antara seorang anak dengan Bapanya. Sebuah hubungan yang dibangun berdasarkan kasih dan bukan ketakutan.

4. Wrong self value – nilai diri yang salah
Budak itu memiliki nilai diri yang salah. Budak menaruh gambar dan nilai dirinya pada apa yang dia lakukan, bukan berdasarkan siapa dia. Seorang pemain music menaruh nilai dirinya pada kemampuannya bermain music, sehingga bila dia tidak lagi bermain music maka dia merasa tidak berharga.

Suatu kali di tahun … saya berada di daerah pedesaan di Amerika selama … bulan. Tidak melakukan apa-apa. Tidak ada orang asia. Saya tinggal di trailer. Di lading gandum.

Sementara di Indonesia saya terbiasa melakukan banyak hal. Saya berkhotbah. Tapi di saat-saat seperti itu, Tuhan mengatakan pada saya ‘Samuel, I love you.” Yes, but I have to preach.” Dan Allah tetap mengatakan “I love you, though you didn’t do anything for me.”

Kita berharga di mata Tuhan sebagaimana adanya kita, karena kita anakNya. Bahkan pada saat kita tidak melakukan apapun. Sementara budak, menjadi berharga saat dia bekerja dan melakukan sesuatu untuk tuannya.

5. Lost sense of identity - tidak tahu identitasnya (Mat 16:15-17)
Budak selalu bergumul dengan identitasnya. Budak tidak pernah bangga terhadap dirinya. Demikian juga dengan bangsa kita, 350tahun di bawah penjajahan bangsa belanda, membuat bangsa kita bermental budak. Melihat dirinya sebagai budak. Padahal kita sudah bukan lagi bangsa terjajah. Kita harus mulai melihat diri kita sebagai seorang putra mahkota dan bukan lagi budak.

Kita harus melihat identitas kita di hadapan Allah. Kita harus melihat harga bangsa ini dihadapan Tuhan.Perlu ada banyak lagu diciptakan yang menyerukan rasa cinta terhadap bangsa Indonesia. Seruan yang menggemakan nasionalisme.

6. Wrong image of God
Budak hidup di bawah tekanan majikan-majikannya. Mental ini membuat kita salah melihat citra Tuhan. SUlit bagi kita untuk melihat Tuhan sebagai Bapa. Banyak di antara kita sulit melihat Tuhan sebagai Bapa, karena banyak yang tidak punya bapak di dalam keluarganya. Dan kalaupun punya bapak, orang tua ini memperlakukan mereka dengan pecut. Gambaran ini membuat kita melihat Bapa sebagai seorang yang bengis dan kejam. DIa memang hakim, tapi DIa juga seorang Bapa.

7. No understanding of grace-kurang paham tentang kasih karunia
Budak selalu harus melakukan sesuatu untuk bisa mendapatkan apa yang dia inginkan. Seorang anak tidak perlu melakukan apa-apa, karena Bapanya yang akan bekerja untuk memenuhi kebutuhannya.

Budak itu sulit menerima sesuatu yang gratis. Dia selalu merasa harus melakukan sesuatu, dan curiga bila diberi sesuatu secara Cuma-Cuma. SUlit bagi banyak agama-agama untuk menerima kasih karunia penyelamatan Yesus di kayu salib. Mereka selalu merasa harus melakukan sesuatu untuk mendapatkan keselamatan dan masuk surge. Ini sisi kirinya.

Sementara sisi kanannya. Adalah sifat yang menginjak-injak kasih karunia. Merasa tidak masalah berbuat dosa karena merasa tinggal dalam kasih karunia. Ini sebuah pemahaman kasih karunia yang salah.
Kasih karunia bukan untuk membuat kita malas. (Paulus said so). KK bukan untuk membuat kita seenaknya sendiri berbuat dosa.

8. Live under the spirit of passivity- hidup di dalam roh kepasifan
Budak bila tidak disuruh, tidak bekerjakan. Makanya bangsa ini sulit juga menjadi inventor, hanya mengikuti trend Negara lain. Tidak ada inisiatif. Bila tidak diperintah, tidak bekerja.

Dunia pendidikan kita juga terikat roh perbudakan. Anak-anak SMA kita kalau tidak dicekoki tidak mencari sendiri. Itu warisan perbudakan system pendidikan kita. Kita harus menjadi generasi aktif dan inventor.

9. Know how-to-do, but don’t know how-to-be
Budak tahu bagaimana melakukan sesuatu, tetapi tidak tahu bagaimana menghidupi pekerjaan itu. Seperti maria dan marta. Marta selalu didorong oleh tugas, bukan karena hubungan. Sebuah pekerjaan harus dilakukan berdasarkan tujuan untuk siapa kita mengerjakan pekerjaan itu. Pekerjaan harus dating dari sebuah hubungan yang benar dengan Tuhan.

10. Lost sense of destiny – kehilangan tujuan dalam kehidupan ini
Bangsa Israel hanya berputar-putar di padang gurun karena kehilangan tujuan. Sampai akhirnya mereka mati dan tidak masuk ke tanah perjanjian. Perlu satu tahun untuk membuat mereka keluar dari perbudakan, tapi perlu waktu 40 tahun untuk membuat mereka bebas dari roh perbudakan.

Terdapat 3 cara bebas dari roh perbudakan
1. Know your identity (Roma 8:14)
Oleh karena Roh Kristus kita menjadi anak, dan dapat memanggil Allah dengan ‘Abba ya Bapa’.

2. Padang gurun, problem, ujian, masalah (Ul 8)
Tuhan mengijinkan masalah dating dalam hidup kita untuk menghancurkan roh perbudakan dalam diri kita. Kepahitan adalah salah satu cara membunuh roh perbudakan dalam diri kita. Jadi bila dikecewakan, maka siap-siap melihat Tuhan memunculkan siapa diri kita sebenarnya.

3. Bertumbuh dewasa melalui proses pembapaan (Gal 4:1-3)
Tidak ada budak dalam komunitas gereja TUhan. Semua berada di dalam system keluarga. Semua adalah anak. Dan seorang anak selalu mendapat disiplin dari Bapanya. Tidak ada Bapa yang tidak mendisiplin orang-orang yang diakuinya sebagai anak. Bapa mendisiplin anak-anaknya, karena Dia sayang pada anak-anakNya.

Perlu dipahami disiplin bukan hukuman. Budak biasanya melihat disiplin sebagai hukuman. Tetapi penting kita melihat disiplin sebagai wujud kasih terbesar Allah pada anak-anakNya. Disiplin terlekat dalam sifat Bapa yang mengasihi anak-anaknya.

Selamat menikmati hidup yang baru sebagai seorang Putra Mahkota dan Imam!

For further info on counseling, please contact me.
+62 818 296 399
penuai2000@yahoo.com

Tidak ada komentar: